Sabtu, 08 November 2008

PROPOSAL SKRIPSI


HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN
PENDERITA STROKE DENGAN DEPRESI KLIEN DI
POLI KLINIK SYARAF RUMAH SAKIT STROKE
NASIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2008


Penelitian Keperawatan Medikal Bedah



YOSVA OKTONELAR
BP. 04001051










PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes CERIA BUANA
LUBUK BASUNG
2008

PROPOSAL SKRIPSI




HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN
PENDERITA STROKE DENGAN DEPRESI KLIEN DI
POLI KLINIK SYARAF RUMAH SAKIT STROKE
NASIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2008



Penelitian Keperawatan Medikal Bedah







YOSVA OKTONELAR
BP. 04001051










PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes CERIA BUANA
LUBUK BASUNG
2008

LEMBAR PERSETUJUAN


Proposal penelitian ini telah disetujui untuk
Di ujikan dalam seminar proposal
Tanggal 10 juli 2008


Pembimbing I





Ns. Feri Fernandes, S. Kep Pembimbing II





Herman Gusnandar, S.Si







Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Ceria Buana


Ns Deperman Kasmora, S.Kep


Proposal Ini Telah Diseminarkan Dan Dinilai Oleh
Tim Penilai Seminar Proposal
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Ceria Buana
Pada Tanggal 10 Juli 2008

Tim Penguji :
No Nama Tanda Tangan
1 Ns. Feri Fernandes, S. Kep
2 Herman Gusnandar, S. Si
3 Ns. Leni Marsyat, S.kep
4 Jawahir Jamhur, Lc. M. A
5 H. Amrizal, SKM

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENETAPAN TIM PENILAI SEMINAR PROPOSAL iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 8
1.3 Tujuan 8
1.3.1 Tujuan Umum 8
1.3.2 Tujuan Khusus 8
1.4 Manfaat 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
2.1 Stroke 10
2.1.1 Defenisi 10
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi timbulnya stroke 11
2.1.3 Kategori Stroke 12
2.1.4 Manfestasi Klinis 13
2.1.5 Pengobatan 14
2.1.6 Perawatan 15
2.2 Peran Serta Keluarga 19
2.2.1 Pengetrian Keluarga 19
2.2.2 Peran Serta Keluarga Dalam Menghadapi Pasien Stroke 20
2.3 Depresi 21
2.3.1 Pengertian Depresi 21
2.3.2 Diagnisi Depresi 22
2.3.3 Derjat Depresi 24

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 26
3.1 Kerangka Konsep 26
3.2 Hipotesa 27
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28
4.1 Disain penelitian 28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 28
4.3 Populasi dan Sampel 28
4.3.1 Populasi 28
4.3.2 Sampel 28
4.4 Variabel dan Defenisi Operasional 29
4.5 Instrumen Penelitian 30
4.6 Pengumpulan Data 30
4.6.1 Jenis Data 30
4.6.2 Teknik Pengumpulan Data 31
4.7 Analisa Data 31

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I : Jadwal Kegiatan
2. Lampiran II : Rincian Biaya penelitian
3. Lampiran III : Surat izin Penelitian
4. Lampiran IV : Surat Pemohonan Menjadi Responden
5. Lampiran V : Surat Pernyataan Menjadi Responden
6. Lampiran VI : Kuisioner Penelitian
7. Lampiran VII : Kurikulum Vitae
8. Lampiran VII : Formulir Kegiatan Bimbingan Proposal
9. Lampiran IX : Formulir kehadiran seminar Proposal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hakikat pembangunan Nasional adalah menuju manusia seutuhnya, menuju masyarakat adil dan makmur serta merata. Dalam undang – undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 pasal (3) dinyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan Indonesia yaitu meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi semua orang demi terwujudnya derajat kesehatan yang optimal dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. (Depkes RI, 2000: 5). Indonesia sehat 2010 adalah salah satu agenda pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. (Depkes RI, 2006:1).
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, Keperawatan telah memberi penekanan lebih pada fungsi perawat sebagai pendidik. ( Bruner & Studdarth , 2001 : 47)
Stroke merupakan penyebab kematian ke-3 di dunia. Stroke menimbulkan beban yang sangat besar kepada para pengidapnya, keluarga dan orang yang merawatnya serta masyarakat. Setiap tahun sekitar 0,2 % populasi mengalami stroke. Sekitar sepertiganya meninggal dunia dalam 12 bulan berikutnya, sepertiganya mengalami cacat permanen, sering membutuhkan bantuan orang lain, dan selebihnya memperoleh kembali kemandiriannya. ( Valery Feigi, 2003).
Data dari The American Heart Association (AHA) pada tahun 2000 diperkirakan terdapat 600.000 kasus stroke setiap tahunnya, dimana 500.000 merupakan kasus stroke baru dan 100.000 sisanya kasus stroke ulangan.
Setiap tahun 12 dari 100.000 orang Amerika serikat mengalami Stroke sehingga penyakit ini merupakan pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika tercatat ada 770.000 pasien stroke, dari yang terkena untuk pertama kalinya maupun yang susulan. Dari segi umur penderita stroke berumur di atas 65 tahun sebanyak 72 %. (Vitahealth,2004;7)
Di Amerika Serikat perempuan membentuk lebih dari separuh kasus Stroke yang meninggal, ini 2 kali lebih banyak dari yang meninggal akibat kanker payudara. (Nasional Runal Health Asosiation ; 2001 ). Perempuan juga membentuk sekitar 43% kasus stroke pertahun tetapi menderita 62% kematian akibat stroke. The Nasional Stroke Asosiation mengajukan penjelasan bahwa resiko stroke meningkat seiring dengan usia dan perempuan hidup lebih lama dari pada laki – laki. (Silvia A. Price ,2005 ;1106 )
Selain itu stroke juga menyebabkan kecacatan pada usia produktif dan usia lanjut. Kecacatan dalam bentuk disartri insidennya sebanyak 24,5%, angka insiden gangguan menelan (disfagia) sebanyak 25-32%. Namun berapa besar gangguan suara yang diakibatkannya belum pernah dilaporkan. (www.digilib.co.id)
Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit regeneratif, terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Pasca Stroke (IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin diperhatikan.
Data di bagian Neurologi RSCM tahun 1999 didapatkan 562 kasus stroke yang dirawat, menempati urutan kedua setelah cedera kepala ringan. Pada tahun 2000 terjadi peningkatan kasus stroke yaitu 641 kasus sehingga menempati urutan pertama. Sedangkan tahun 2001 jumlah stroke meningkat lagi menjadi 722 kasus, terdiri dari stroke iskemik 409 kasus ( 57,9% ) dan stroke perdarahan 313 kasus (43 % ). Pada tahun 2003 jumlah penderita stroke sebanyak 706 kasus terdiri dari stroke iskemik 375 (53,1%), stroke perdarahan 331 ( 46,9 % ). Pada tahun 2003 jumlah stroke menurun menjadi 522 kasus terdiri dari stroke iskemik 361 kasus ( 69,1 %) dan stroke perdarahan 161 (30,9 % ). Pada tahun 2003, angka kematian akibat stroke iskemik sebanyak 42 kasus (11,6 % ), sedangkan kematian akibat stroke perdarahan sebanyak 94 kasus ( 58,3 %)
(www.yastroki.or.id )
Hasil dari studi awal yang dilakukan di Rumah sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada tanggal 5 Mei 2008 didapat data sebagai berikut: kunjungan rawat jalan pada poli syaraf tahun 2006 sebanyak 303 jiwa kunjungan baru dan 942 jiwa kunjungan pasien lama. Sedang pada tahu 2007 terjadi peningkatan, sebanyak 333 jiwa kunjungan baru dan 1220 jiwa kunjungan lama. Sedang pasien yang rawat pada tahun 2006 sebanyak 232 pasien yang masuk dan 223 pasien yang keluar hidup, sedang pada tahun 2007 sebanyak 216 pasien yang dirawat, yang keluar hidup sebanyak190 jiwa. ( Direktorat pelayanan medik RSSN Bukittinggi. 2006 – 2007)
Secara sederhana, jika aliran darah ke otak terputus untuk sementara, otak kita tergantung pada suplai darah yang kaya mengandung nutrisi dan O2 secara terus menerus yang dibawa oleh arteri dari jantung. Jika darah terhenti, misal karena bekuan darah pada bagian otak yang dialiri nadi tersebut akan mengalami kematian jaringan, dan kerusakan ini dapat diperbaiki. Kadang – kadang stroke juga disebut CVA atau Cerebero- Vaskular Accident. (Lila Henderson, 2002 ;2 )
Sebagian besar stroke terjadi karena kombinasi faktor penyebab medis misalnya peningkatan tekanan darah, tingginya zat berlemak seperti kolesterol di dalam darah, arteriosklerosis ( mengerasnya arteri), riwayat stroke dalam keluarga, dan migran. Faktor perilaku seperti perokok , Makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, tidak banyak aktivitas fisik, mendengkur serta apnea tidur, kontrasepsi oral, dan narkoba serta kelebihan berat badan. (Valery Feigi, 2006 ;23 – 24 )
Untuk mencegah penyakit ini ada beberapa cara yaitu dengan cara menghindar faktor penyebab. Menurut rencana pokok dari NSW Stroke recovery Assosiation untuk pencegahan stroke Dapat dilakukan beberapa metode. Antara lain Proper diet and axecise (makan dan olahraga yang benar), Reduce high bood presure (kurangi tekanan darah tinggi ), Eliminate stres (singkirkan stres ), View diabetes and hit blood pesureas hit risks (pandanglah diabetes dan tekanan darah tinggi sebagai resiko tinggi), End smoking habid (akhiri merokok ), Beri tahu dokter anda tentang tanda – tanda peringatan stroke, Take your medicine as recipe ( makanlah obat – obatan yang diberikan dengan resep ). (Lila henderson, 2002 ; 62 -63 )
Dalam perawatan pasien stroke peranan anggota keluarga dalam rehabilitasi klien pasca stroke sangat penting. Namun hendaknya pihak keluarga menerima informasi dari pihak rumah sakit ( tenaga perawat ) maupun bantuan psikososial tentang perawatan keluarga yang terkena stroke. (Valery Feigi, , 2006 ;177 )
Menurut Syamsudin Herman, Ketua yayasan stroke Indonesia (Yastroki) DKI Jakarta, biasanya para Insan Penderita Stroke (IPS) merasa kondisi tubuhnya yang cacat ini menyebabkan mereka tidak berdaya dan merasa perlu dibantu oleh anggota keluarga yang lain. Bila tidak diberikan semangat mereka selamanya akan bergantung dengan anggota keluarga yang lain dan tidak mandiri
Salah satu penyebab stres adalah penyakit fisik atau cedera. sumber stres yang dapat menimbulkan depresi dan kecemasan antara lain : kecelakaan, operasi/ pembedahan, aborsi, dan lain sebagainya dalam hal penyakit yang dapat menimbulkan depresi dan kecemasan antara lain penyakit koronis, jantung, kanker, stroke, dan lain - lain. ( Iyus Yosep, 2007 )
Setelah salah seorang anggota keluarga mengalami stroke, stres yang ditimbulkan dalam keluarga tersebut cukup besar. Hal ini kadang – kadang menimbulkan depresi atau rasa cemas. Konsultasi dan pendidikan dalam keluarga dalam bentuk sesi individual melalui kelompok bantuan masyarakat sangat membatu mengatasi masalah tersebut. ( Valery Feigi, 2006 ;177 – 178)
Bidang perawatan sangat berperan penting dalam upaya rehabilitatif pada penderita stroke terutama pada penderita pasca stroke, karena ini dilakukan untuk mencegah stroke berulang, yang dapat memperburuk kondisi insan pasca stroke (IPS). Salah satunya dengan memberikan pendidikan pada keluarga sebagai orang terdekat dengan penderita. Pasca stroke biasanya penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi fisik, terapi wicara, dan penyediaan alat bantu di unit Orthotik rostetik. juga penangan psikologis pasien seperti berbagi rasa, terapi wisata, dan sebaginya. ( www.medicastroke.com )
Pada penderita stroke gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering ditemukan. Sekitar 15% – 25% penderita stroke dalam komoditas penderit depresi, sedang pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit, sekitar 30% - 40% menderita depresi. Gangguan depresi dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Ia dapat pula mencetuskan, memperlambat penyembuhan atau memperberat penyakit fisik. Selain itu depresi dapat juga meningkatkan beban ekonomi.
Insiden depresi pasca stroke berkisar 11 – 68 % dengan prevalensi paling tinggi adalah 3 bulan setelah stroke ( 31% ). Meski demikian depresi sering tidak terdeteksi dan tidak mendapat pengobatan semestinya dalam praktik. 50 – 80 % kasus depresi sering tidak terdiagnosis oleh dokter non-psikiater. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gejalanya disamarkan dengan hendaya fisik dan limitasi aktivitas kehidupan sehari – hari ( ADL ) yang kerap menyertai setelah stroke. Depresi pasca stroke berdampak pada prognosis yang buruk, karena pasien terpajan resiko kematian yang lebih besar. Dan pemulihan fungsional yang kurang baik. Hal ini dikarenakan oleh salah satu gejala depresi yaitu berkurangnya minat, sehingga pasien cenderung enggan untuk mengikuti program rehabilitasi, cenderung lebih lama tinggal di RS, serta cenderung mengalami komplikasi seperti emboli paru, infeksi saluran kemih atau dekubitus. ( Sasanto Wibisono, 2007 )
Lingkungan keluarga menjadi sangat penting ketika klien meninggalkan rumah sakit untuk dirawat di rumah. Pemulihan klien akan sangat terbantu jika keluarga memberikan dorongan, menyuntikkan semangat, memberikan inspirasi pada pasien, memperlihatkan kepercayaan pada perbaikan pasien. Dan memungkinkan pasien melakukan kegiatan sebanyak mungkin dan hidup semandiri mungkin. Pasien juga perlu diyakinkan bahwa mereka tetap dibutuhkan, diinginkan, bahwa mereka tetap penting bagi keluarga dan merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Sangatlah penting bahwa pasien jangan terlalu berkecil hati oleh kegagalan mereka. Mereka perlu memahami bahwa banyak orang lain yang pulih dari stroke dan kembali menjalankan kehidupan normal atau terus menjalankan pekerjaan yang berguna. Akan sangat membantu jika pasien dalam masa pemulihan diberi tugas yang bisa mereka tangani.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada 10 orang keluarga penderita stoke di Poliklinnik syaraf RSSN Bukittinggi, ditemui bahwa 70 % keluarga memiliki peranan yang kurang baik dalam perawatan penderita stroke, seperti membantu dalam berlatih, memberikan semangat atau dorongan, dan sebagian besar keluarga hanya menyuruh mereka pasrah kaerena dianggap itu merupakan kehendak yang Kuasa. Kemudin ketika peneliti bertanya mengenai tanda – tanda depresi, sebagian besar keluarga menerangkan bahwa klien sering menangis, suka melamun, klien mengatakan ingin mati saja karena merasa diri mereka tidak berguna dan hanya memberikan beban pada keluraga.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan peran serta keluarga dalam perawatan klien stroke dengan depresi di poli klinik syaraf RSSN Bukittinggi tahun 2008.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah menilai hubungan peranan keluarga dalam perawatan pasien stroke dengan depresi klien di Rumah Sakit Stroke Bukittinggi Tahun 2008.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan peran serta keluarga dalam perawatan penderita stroke dengan depresi klien di Rumah Sakit Stroke Nasional tahun 2008
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini mempunyai tujuan khusus untuk mengetahui :
a. Gambaran peran serta anggota keluarga dalam perawatan klien stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2008
b. Gambaran depresi klien stroke di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2008
c. Hubungan peran serta keluarga dalam perawatan penderita stroke dengan depresi klien stroke di Poliklinik syaraf Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2008


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Keluarga Pasien
Sebagai masukan dan pengetahuan bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terserang stroke. Sehingga keluarga dapat peran berperan dalam memberikan perawatan pada klien stroke yang berhubungan dengan depresi klien di rumah.
1.4.2 Institusi RSSN
Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk peningkatan pelayanan bagi penderita stroke, Sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin
1.4.3 Peneliti selanjutnya
Sebagai pedoman tambahan bagi peneliti yang akan datang . dan untuk panduan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.4 STIKes Ceria Buana
Sebagai sumber bahan bacaan dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa STIKes Ceria Buana.
1.4.5 Peneliti
Menambah pengetahuan bagi peneliti dan menerapkan ilmu yang sudah didapat dalam proses belajar mengajar selama ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STROKE
2.1.1 Defenisi Stroke
Menurut WHO (1998), stroke adalah tanda – tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih atau mengarah pada kematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda – tanda yang berkenaan dengan aliran darah ke otak
Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba – tiba dengan akibat kematian atau kelumpuhan sebelah bagian tubuh. ( Vitaheath, 2004 ; 10 )
Stroke adalah cedera vaskular pada otak. Ini berati bahwa stroke adalah cedera mendadak dan berat pada pembuluh – pembuluh otak. (Valery Feigi, 2006; 9 )
Secara sederhana, jika perdarahan ke otak terputus untuk sementara. Otak kita tergantung pada perbekalan darah yang kaya oksigen secara terus menerus yang dibawa oleh arteri. Jika darah terhenti, misal karena bekuan darah, bagian otak yang dialiri oleh nadi tersebut akan mati. Kerusakan ini dapat diperbaiki, kadang - kadang stroke disebut juga CVA atau cerebero-vascular accident ( lila henderson 2002 ; 2 )


2.1.2 Faktor yang mempengaruhi timbulnya stroke
Adapun penyebab stroke disebabkan oleh dua masalah utama, yaitu :
a. Penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke otak ( disebut stroke iskemik atau non perdarahan )
b. Karena adanya perdarahan di otak ( disebut stroke hemoragik atau perdarahan )
Sebenarnya bukan dua faktor saja yang menyebabkan stroke tetapi ada banyak ( multirisk factor ) ( Junaidi, 2006 ; 3 ) Faktor yang mempengaruhi stroke dibagi jadi dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal
Merupakan hal yang berhubungan langsung dengan klien itu sendiri, meliputi :
• Rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, dan lain – lain.
• Kolesterol dan lemak dalam makanan
• Penyakit – penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit vaskuler arteriosklerotik.
b. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang berhubungan dengan lingkungan klien terutama keluarga, seperti yang diterangkan oleh Ruth B Freema (1981). Keluarga harus dilibatkan seoptimal mungkin karena sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya. Keputusan yang diambil itu berdasarkan pengetahuan tentang perawatan kesehatan yang akan dilakukan pada individu (Nasrul Efendi, 1998 ;42 )
2.1.3 Kategori Stroke
Menurut Gordon, ( 2000; 9-10 ) Penyakit stroke dapat dikategorikan ke dalam dua besar kategori yaitu :
a. Stroke iskemik
Bila darah pada sebagian otak berkurang, terjadilah iskemik dan sel – sel yang kekurangan O2 itu akan berhenti mengerjakan fungsinya dengan sempurna. Sedang apakah akan berhenti untuk sementara waktu atau selamanya tergantung pada tingkat serangan dan lamanya.
Penyebab stroke iskemik sama dengan penyakit jantung, yaitu adanya endapan - endapan lemak yang disebut arteriosklerosis plague, biasanya menjadi penyebab kondisi di atas. Pembentukan plague yang menyebabkan stroke iskemik berada dalam dinding pembuluh darah arteri di leher dan kepala, dan bila terjadi di pembuluh koroner menyebabkan penyakit jantung. arteriosklerosis plague dapat menyebabkan stroke dengan menyumbat sepenuhnya arteri yang menuju ke otak, tetapi yang lebih umum plague hanya mempersempit pembuluh arteri.
b. Stroke hemoragi
Jenis stroke ini disebabkan oleh adanya perdarahan. Perdarahan dapat terjadi dimana saja di dalam badan, tetapi perdarahan di dalam atau disekeliling otak merupakan permasalahan hidup atau mati. Karena bila pembuluh arteri pecah di dalam otak maka darah akan tumpah ke dalam atau rongga antara otak dan tengkorak. Ada beberapa penyebab stroke hemoragi Aneurisma ( kelemahan dinding arteri, arteriosklerosis, hipertensi. Dengan demikian untuk mencegah stroke hemoragi dapat dilakukan dengan pola hidup yang lebih sehat
2.1.4 Manfestasi Klinis
Dampak dari stroke ditentukan oleh bagian otak mana yang cedera, tetapi dampak secara umum dari serangan stroke adalah sebagai berikut :
a. Lumpuh
Kelumpuhan sebelah bagian tubuh (hemiplegia) cacat yang paling umum akibat stroke. Bila stroke menyerang bagian otak kiri, terjadi hemiplegia kanan. Kelumpuhan mulai dari bagian wajah kanan hingga kaki sebelah kanan, termasuk tenggorokkan dan lidah. Ini menyebabkan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari. Bila kerusakan terjadi pada bagian bawah otak maka kemampuan seseorang dalam mengoordinasikan gerakan tubuhnya akan berkurang. (Vitahealth, 2004; 24 – 25)
b. Perubahan Mental
Stroke tidak selalu membuat mental orang menjadi merosot dan beberapa perubahan biasanya bersifat sementara. Saat stroke mempengaruhi daya pikir, kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar. Semua hal tersebut dengan sendirinya akan mempengaruhi penderita. Marah, sedih, dan tak berdaya sering kali menurunkan semangat hidupnya. Sehingga muncul dampak emosional yang berbahaya. . (Vitahealth, 2004; 25 – 26)
c. Gangguan Komunikasi
Paling tidak seperempat klien stroke mengalami gangguan komunikasi, Yang berhubungan dengan mendengar, bicara, membaca, menulis, dan bahkan berbicara dengan bahasa isyarat. . (Vitahealth, 2004; 26)
d. Gangguan Emosional
Oleh karena umumnya klien stroke sudah tidak bisa mandiri lagi, sebagian besar mengalami kesulitan mengendalikan emosi. Penderita mudah marah, gelisah, takut, dan sedih akibat kekurangan fisik dan mental mereka. . (Vitahealth, 200426 - 27)
e. Kehilangan Indra Rasa
Klien stroke mungkin kehilangan kemampuan indra merasakan (sensorik), yaitu rangsangan sentuh atau jarak. Cacat sensorik dapat mengganggu kemampuan pasien mengenal benda yang sedang dipegangnya. Dalam kasus yang berat, klien bahkan tidak mampu mengenali anggota tubuhnya sendiri. . (Vitahealth, 2004; 18)
2.1.5 Pengobatan
Bila gejala – gejala stroke dialami klien berlangsung dalam waktu yang relatif tidak lama, misalnya dalam seminggu telah mengalami kemajuan pesat, kemungkinan besar klien akan pulih kembali tanpa cacat. Tapi bila dalam dua Minggu klien tidak mengalami kemajuan, pasien perlu waktu yang lebih lama untuk dirawat di rumah sakit. Umumnya terapi merupakan hal yang lazim diberikan selama pasien dirawat di rumah sakit maupun setelah dirawat di rumah sakit . kelompok obat yang paling sering diberikan untuk mengobati stroke adalah :
a. Antitrombotik
Kelompok antitrombotik diberikan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah yang mungkin tersangkut dalam pembuluh darah serebral yang menyebabkan stroke.
b. Trombolitik
Obat anti trombolitik digunakan untuk menghentikan stroke dengan melarutkan gumpalan darah yang menyumbat aliran darah dari jantung ke otak.
c. Neuroprotektif
Obat neuroprotektif digunakan untuk melindungi kerusakan lebih lanjut dari sel saraf otak karena akibat dari stroke. Kelompok ini harus digunakan dengan hari – hati, karena efek sampingnya juga berbahaya.
(lanny, 2004; 45)
2.1.6 Perawatan
Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan kesehatan diberikan dalam upaya untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada dimiliki dalam menjalankan kegiatan bidang promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan. Pelayanan keperawatan dilakukan oleh tenaga keperawatan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Nasrul Effendy, 1998; 7 )
Untuk memberikan perawatan pada klien stroke perawatan difokuskan pada pengaturan diet, kegiatan olahraga yang tepat bagi klien stroke, serta antisipasi masalah psikologis.( Lanny, 2004; 113 )
a. Perawatan di Rumah Sakit
Jika klien yang terserang stroke tidak dapat berkomunikasi dengan dokter dan perawatnya maka keluarga harus memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan dan penyakit lainnya yang diderita klien sebelumnya dan kalau ada obat yang sedang digunakan. Seorang yang menderita stroke sering kali mengalami rasa kesepian yang berlebihan, walaupun barangkali dia tidak menunjukkannya. Apalagi ketika fisik dan mentalnya semakin memburuk, masalah baru yang mungkin muncul adalah kekhawatiran yang berlebihan mengenai kondisinya.
Dapat dimengerti bahwa stroke dapat merubah seseorang menjadi “orang lain” yang berbeda sama sekali. Karena itu, usahakan berkomunikasi sewajar mungkin. Bila anggota keluarga dirawat dirumah sakit keluarga dapat berperan sebagai berikut :
• Seringlah berkunjung. Anda dapat berbicara ataupun memegang tangannya. Tanyakan pada pihak rumah sakit jenis makanan apa yang boleh anda bawa.
• Bawalah keperluan sehari – hari, misalnya kaca mata, gigi palsu, dan bantal khusus. Dan barang lain yang disukainya meskipun dia tidak memintanya.
• Bawalah bahan bacaan, meskipun tidak dibacanya. Anda dapat membacakan surat kabar, majalah, dan buku untuknya
• Jangan bicara terus - menerus, tetapi perhatikan reaksinya. Beri tahukan dia hal – hal yang terjadi di sekitar rumah beritahukan apa yang sedang anda lakukan padanya. Misalnya anda sedang membalikkan tubuhnya, memandikannya, mengganti bajunya dan lain – lain.
• Beritahukan pada perawat dan dokter nama panggilannya. Agar bisa dipanggil dengan akrab.
Setelah kondisi klien stabil baru biasanya program rehabilitasi dimulai mengatasi cacat yang mungkin terjadi biasanya ada empat terapi yang dilakukan, yaitu terapi fisik, terapi kemampuan pekerjaan sehari – hari, terapi wicara dan konseling psikologis. (Vitahealth, 2004;52 -54 )
b. Perawatan di Rumah
Secara umum dijabarkan petunjuk perawatan pasien di rumah yaitu :
• Perawatan pasien stroke sebaiknya lebih dari satu, agar pekerjaan dapat dibagi – bagi.
• Pilihlah kamar yang dekat dengan kamar mandi, ruang makan, atau dapur. Aturlah perabotan atau peralatan yang mudah digunakan klien.
• Pastikan tinggi ranjang sesuai dengan kegiatan perawatan sehari – hari. Dan menggunakan lapisan anti bocor diantara kasur dan seprai.
• Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan. Hindari pembicaraan mengenai ketidakmampuan pasien. Jangan memaksa pasien untuk melakukan sesuatu. Sebaiknya gunakan saran – saran atau bujukan.
• Bantu klien untuk mengurus dirinya sendiri sejauh mama yang bisa dia kerjakan dorong klien untuk bertanggung jawab atas aktivitas latihan yang dilakukan.
• Pujilah setiap usaha yang dilakukannya.
• Jangan berasumsi bahwa dia tidak bisa menggunakan pikirannya. Jagalah hubungan sama seperti sebelum dia menderita stroke.
• Bantulah klien untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar dan orang lain sama seperti sebelum dia menderita stroke
• Berkonsultasi dengan dokter secara teratur dan dengarkan nasihat – nasihat dari fisioterapi.
• Sesering mungkin ajaklah klien untuk bangkit dari ranjangnya, dan kalau tidak mampu ajaklah duduk ketika menyantap makanan.
• Buatlah catatan dalam satu buku mengenai kemajuan gerakan, aktivitas, bicara, dan lain - lain setiap Minggunya.
• Jika memungkinkan hindari menggendong klien dan bantu klien bergerak dengan kemampuannya sendiri.
. (Vitahealth, 2004;55 - 57 )
2.2 Peran Serta Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Burges dkk (1963 ). Membuat definisi keluarga yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam suatu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menggagap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berintegrasi dan berkomunikasi satu sama lainnya dalam peran – peran sosial keluarga seperti suami – istri, ayah – bunda, anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama –sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa iri unik tersendiri.
Family Service Amerika ( 1984 ) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang konferhensif yaitu : Dua orang atau lebih yang disatukan dalam ikatan – ikatan kebersamaan dan keintiman.
Whall (1986) dalam suatu analisa konsep tentang keluarga sebagai suatu unit yang perlu dirawat dalam perawatan ia mendefinisikan keluarga sebagai “ kelompok yang mengidentifikasikan diri” dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan sebagai istilah – istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum yang menganggap diri mereka semacam keluarga.
2.2.2 Peran Serta Keluarga Dalam Menghadapi Pasien Stroke
Menurut Dr. Dendy Sugono peran serta adalah ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan; keikutsertaan secara aktif, partisipasi. Menurut Bronfenbrenner (1979) fungsi keluarga menjadi berlipat ganda :
a. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan setiap individu dalam keluarga
b. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan masyarakat dimana keluarga menjadi bagiannya..
Status sehat dan sakit pada anggota keluarga saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Dimana keluarga cenderung menjadi reaktor terhadap masalah – masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. (Kliring and leahey’ 1984 )


dalam merawat pasien stroke keluarga hendaknya memiliki peran sebagai :
a. Membantu pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik ( membawa pasien berobat jalan ).
b. Menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya.
c. Meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan dinginkan dalam keluarga.
d. Meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan aktivitas normal. (Valery Feygin,2004; 177 – 178)
2.3 Depresi
2.3.1 Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan pada suasana perasaan yang sifatnya menetap sebagai penyakit, merupakan sindroma klinik yang berkaitan dengan penurunan ( hambatan ) dalam alam perasaan, alam pikir, dan tingkah laku motorik. ( Troi, Kua & Kok, 1989 ). Mendefinisikan depresi sebagai suatu keadaan abnormal pada organisme yang dinyatakan oleh tanda dan gejala seperti keadaan jiwa yang rendah, pesimis, dan sikap ketiak adaan, kurang spontan, dan ciri khusus hidup yang tidak berguna. Variabel tertentu ini mungkin terjadi bersama – sama dengan variabel psikopatologi yang lain seperti kegelisahan, obsesi, kecemasan dan halusinasi. Beck menganjurkan makna depresi sebagai suatu kekacauan kompleks yang melibatkan afektif, kognitif, motivasi, dan komponen tingkah laku. ( Dowells & Newel, 1996 ).
2.3.2 Diagnosis Depresi
Penyebab depresi sampai saat ini masih dalam penelitian. Suatu interaksi antara predisposisi genetik dan riwayat hidup menentukan tingkat resiko. Episode depresi dapat dipicu oleh stres, peristiwa berat, efek samping obat, atau faktor lingkungan lainnya. Adapun penyebab depresi, dapat membatasi energi yang dibutuhkan untuk menjalani terapi. Faktor yang diduga sebagai penyebab depresi dapat saling berinteraksi adalah :
a. Faktor biologi, meliputi genetik/ keturunan dan proses penuaan; abnormalitas tidur, kerusakan syaraf atau penurunan neurotransmiter, norefeneprin, serotonin, dan dopamin ( Kaplan & Sadock, 1995 )
b. Faktor psikososial meliputi faktor ekstrinsik yaitu : peristiwa kehidupan yang dapat menyebabkan harga diri rendah dan tidak dapat dihadapi dengan efektif, kehilangan seseorang atau dukungan, tekanan sosial; dan faktor intrinsik meliputi sifat kepribadian yaitu narcissistic, obsessive – compluse, dan dependen personality, konflik dari diri sendiri yang tidak terselesaikan, perasaan bersalah, evaluasi diri yang negatif, pemikiran pesimis, kurang pertolongan, penyakit fisik serta penggunaan obat – obatan dan pendekatan/ presepsi terhadap kematian. ( Keltenr, 1995 ).
Menurut PPDGJ ( 1993 ) dan The Diagnostic and Statistical Manual For Mental Disorders, 4th ed. 10 ( DSM – IV ) depresi pada umumnya ditandai oleh gejala – gejala :
1. Kurang nafsu makan atau penurunan berat badan yang cukup berati atau penambahan berat badan dan peningkatan nafsu makan yang cukup berati.
2. Gangguan tidur ( insomnia atau hipersomnia )
3. Agitasi atau sebaliknya, memperlambat psikomotor ( gerak )
4. Hilang minat atau rasa senang dalam semua kegiatan yang biasa dilakukan.
5. Berkurangnya energi, mudah lelah yang nyata oleh kerja sedikit saja
6. Hilang semangat dan kegairahan hidup serta berkurangnya aktivitas.
7. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang tidak tepat / sesuai.
8. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang, dan rasa rendah diri.
9. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.
10. Keluhan atau tanda – tanda berkurangnya kemampuan berpikir atau konsentrasi, perlambanan proses pikir atau tidak mampu mengambil keputusan.
11. Mudah tersinggung atau marah, rasa sedih, murung, hancur luluh, putus asa, merasa tidak tertolong lagi.
Diagnosis depresi dapat ditegakan jika memenuhi persaratan sebagai berikut :
a. Kelompok A : Selama paling kurang 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami suasana perasaan ( mood ) yang depresif, kehilangan minat, kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas
b. Kelompok B : Keadaan tersebut diatas paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari dialami gejala – gejala sebagai berikut : konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri / bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Berikutnya gejala lebih pendek dari dua Minggu dapat dibenarkan jika gejala tersebut luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
2.3.3 Derjat Depresi
Untuk menyatakan episode depresi tersebut ringan, sedang, atau berat diperlukan penilaian klinis yang teliti berhubungan dengan gejala dan akibat yang ditimbulkannya, yaitu :
a. Depresi ringan :
1. Harus ada 2 gejala dari kelompok a
2. Disertai minimal 2 gejala dari kelompok b
3. Tidak boleh ada gejala yang berat
4. Sedikit kesulitan dalam meneruskan pekerjaan, hubungan sosial, dan kegiatan sehari – hari.
b. Depresi sedang :
1. Harus ada 2 gejala dari kelompok a
2. Disertai minimal 3 gejala dari kelompok b
3. Sangat sulit meneruskan pekerjaan, hubungan sosial, dan kegiatan sehari – hari.
c. Depresi berat tanpa gejala psikotik :
1. Harus ada 3 gejala dari kelompok A
2. Disertai minimal 4 gejala dari kelompok B
3. Sangat tidak mungkin untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau kegiatan rumah tangga.
d. Depresi berat dengan gejala psikotik :
1. Semua gejala memenuhi kriteria depresi berat tanpa gejala psikotik
2. Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif.


BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Konsep
Famili Service Amerika ( 1984 ) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang konferhensif yaitu : Dua orang atau lebih yang disatukan dalam ikatan – ikatan kebersamaan dan keintiman
Menurut WHO (1998), stroke adalah tanda – tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih atau mengarah pada kematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda – tanda yang berkenaan dengan aliran darah ke otak
Dampak dari stroke ditentukan oleh bagian otak mana yang cedera, tetapi dampak secara umum dari serangan stroke adalah Lumpuh, Perubahan Mental, Gangguan Komunikasi, Gangguan Emosional, Kehilangan Indra Rasa. (Vitahealth, 2004; 25)
Depresi adalah gangguan pada suasana perasaan yang sifatnya menetap sebagai penyakit, merupakan sindroma klinik yang berkaitan dengan penurunan ( hambatan ) dalam alam perasaan, alam pikir, dan tingkah laku motorik. ( Troi, Kua & Kok, 1989 ).
Dalam merawat pasien stroke keluarga hendaknya memiliki peran dalam membantu pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik ( membawa pasien berobat jalan ), Menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya, Meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan dinginkan dalam keluarga, Meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan aktivitas normal. (Valery Feygin, 2004; 177 – 178)
Berdasarkan latar belakang dai tinjauan teoritis dari mengenai hubungan peran serta keluarga dalam perawatan penderita stroke terhadap depresi klien maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen












3.2 Hipotesa
Dari keterangan pada kerangka konsep di atas dapat ditegakan hipotesa ,Ada hubungan antara peran serta keluarga dalam perawatan penderita stroke terhadap depresi klien

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Disain penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskritif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel independen yaitu peran serta keluarga dalam perawatan pasien stroke dengan variabel dependen yaitu depresi Klien stroke, Yang bertujuan untuk menggunakan hubungan korelatif antar variabel
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poliklinik Syaraf RSSN Bukittinggi. Pada bulan Juni sampai Agustus 2008, dengan waktu pengumpulan data pada bulan Agustus 2008.
4.3 Populasi Dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmojo, 2002; 79). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke yang berkunjung ke poliklinik syaraf RSSN Bukittinggi
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Notoatmojo, 2002; 79). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini secara accidentral sampling, di mana penelitian yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia. Jumlah sampel ditetapkan dari kunjungan keluarga pasien stroke yang datang ke poliklinik Syaraf RSSN Bukittinggi.

Kriteria inkusi :
 Bersedia menjadi responden
 Datang dari jam 800 sampai jam 1100 WIB
 Pandai tulis baca
 Tinggal serumah dengan penderita
Kriteria eksklusi :
 Tidak bersedia jadi responden
 Tidak datang pada saat dilakukan penelitian
 Tidak dapat berkomunikasi dengan baik

4.4 Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur Kategori
1 Variabel independen
Peran serta keluarga dalam merawat klien stroke

keikutsertaan keluarga dalam merawat klien stroke meliputi :
1) Membantu pasien dalam berlatih
2) Menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien,
3) Memberikan perhatian
4) Mejaga kebersihan diri klien
5) Mepertahankan hubungan sosial

Ordinal





Kuesioner PPPS




Ada > 56 tidak < 56 (Eko Budiarto 2001 ;70 )




2 Variabel Dependern
Depresi klien stroke Depresi adalah gangguan pada suasana perasaan yang sifatnya menetap sebagai penyakit, merupakan sindroma klinik yang berkaitan dengan penurunan ( hambatan ) dalam alam perasaan, alam pikir, dan tingkah laku motorik. ( Troi, Kua & Kok, 1989 ).
Ordinal
Kuesioner PPPS
Tidak Depresi (0-10), Depresi Ringan (11-16), Depresi Sedang (17-30),Depresi Berat (>30)

4.5 Instrumen Penelitan
Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan berupa kuesioner dengan teknik wawancara terpimpin dalam bentuk pertanyaan tertutup dimana semua jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner berbentuk daftar pertanyaan yang terdiri dari dua bagian :
• Pertanyaan pertama tentang peran serta keluarga dalam merawat klien stroke
• Bagian kedua mengenai depresi klien stroke
4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Jenis data
a. Data Primer
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada responden, dengan cara responden mengisi langsung kuesioner yang telah disediakan sesuai dengan daftar pertanyaan yang ada.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi (RSSN)
4.6.2 Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Editing data langsung dilakukan peneliti sebelum meninggalkan responden, hal ini untuk menghindari wawancara berulang

b. Coding
Hasil dari setiap jawaban yang telah dikumpulkan dikoreksi kembali. Selanjutnya setap jawaban diberi kode dan dikelompokkan untuk mempermudah analisa data yang dilakukan.
c. Entry
Pemasukan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program Statical Product and Service Solution (SPSS)
d. Cleaning
Sebelum dilakukan analisa terhadap data yang sudah dimasukkan dilakukan pengecekan kalau ada kesalahan pada saat entry dapat diperbaiki sehingga nilai yang ada sesuai dengan hasil pengumpulan data.
4.7 Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Univariat dan Bivariat karena dalam penelitian ini peneliti tidak hanya menggambarkan namun juga mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu seluruh variabel yang akan digunakan dalam analisis dilakukan tabulasi distribusi frekuensi, dengan menggunakan rumus
Keterangan : P = persentase
f = jumlah pertanyaan
n = jumlah sampel
(Eko Budiarto, 2001; 37)
Dari hasil pengukuran data yang bersifat kuantitatif untuk aspek pengetahuan, selanjutnya dimasukkan ke dalam standar kriteria yang bersifat kualitatif yaitu :
1. Untuk peran serta keluarga jawaban menggunakan hasil hitung :
a. Ada : > 56%
b. Tidak : < 56%
(Eko Budiarto, 2001; 70)
2. untuk depresi jawaban diberikan nilai dengan menggunakan skorsing beck Depression inventor 0-3 yaitu :
a. Tidak ada gejala depresi : 0 (A)
b. Gejala depresi ringan : 1 (B)
c. Gejala depresi sedang : 2 (C)
d. Gejala depresi berat : 3 (D)
Hasil hitungan akan dimasukkan dalam standar berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Tidak depresi : 0-10
b. Depresi ringan : 11-16
c. Depresi sedang : 17 – 30
d. Depresi berat : > 30
2. Analisa Bivariat
Analisa ini melihat hubungan antara duavariabel independen dan dependen, untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut digunakan uji Chi-square, dalam uji ini ditentukan tingkat kepercayaan 95 % dengan nilai (α) = 0.05


Rumus :

.
Keterangan : X2 = Statistik Chi- square
Σ = Jumlah
0 = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
Jika P < 0.05 maka secara statistik disebut bermakna
Jika P > 0.05 maka secara statistik disebut tidak bermakna
( Arikontio, 1998 )



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1998), Prosedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Budi, Eko, (2001), Biostatistika Untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat, Jakarta: EGC Stuart & Sundeen, (1998), Keperawatan Jiwa. , Jakarta: EGC

Defri. Ns. S,Kep, (2007), Konsep Dasar Keluarga Dalam Keperawatan , Lubuk Basung: STIKes Ceria Buana.

Effendy, Nasrul, (998), Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC

Gordon. Neilk.F, (2000), Stroke ; Panduan Latihan Lengkap, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Junaidi, Iskandar. (2006), Stroke A - Z, Jakarta: Bhuanan Ilmu Populer.

Kapplan,HI., Sadick, BJ (1995), Comprehensive Textbook of Psychiatry,6th ed: USA : Lippincott.

Notoatmojo, Soekidjo, (1995), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Dian Rakyat

Oldrige, N. (2003), Developing a care hepar disease – related quality of life questionnarire, website: hppt;//www.Escardio.org/knowledge /congresses/newcast/2003/McGee2003

Potter Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan ed.4 vol.1 dan 2. Jakarta: EGC

PPDGJ III, (1993). The Diagnistic and sttistical manual for Mental Disorders, 4th ed. 10 , (DSM-IV )

Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi: konsep klinis proses – proses penyakit ed.6. Jakarta: EGC

Sugono, Dendy. (2008). KBBI Daring. website: http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbiYosep.I, (2007), Keperawatan Jiwa , Bandung: Pt Refika Aditama


Sustrani, Lani , (2004), Stroke, Jakarta: Garamedia Pustaka Utama


Vitahealth, (2004), Stroke, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Valery, Dr Feigin, (2004), Stroke, Jakarta : PT. Buhana Ilmu Populer


Wibisono, S. , (2007), Depresi Pasca Stroke. Simposia – Vol.7 No.1, Website: hppt;//www.majalah-farmacia.com

Herman, syamsudin. ( 2007 ). Penangulangan Stroke, Wbsite : hppt.// www. Yastroki.co.id


Firdaus. ( 2005 ). Stroke dan Depesi, Wbsite : hppt.// www. medicalstroke.co.id







.
JADUAL PENELITIAN

NO URAIAN KERJA BULAN 2008
April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menetapkan Program Kerja
2 Penyusunan Proposal
3 Survie Awal
4 Uji Validitas Kuesioner Penelitan
5 Ujian Proposal
6 Pengurusan Izin Penelitian
7 Pengumpulan Data
8 Pengolahan data
9 Penyusunan Konsep Laporan
10 Ujian Hasil
11 Perbaikan
Lampiran I
Pembimbing I

Ns. Feri Fernandes, S. Kep Pembinbing II

Herman Gusnadar, S. Si Peneliti

Yosva Oktonelar

Lampiran II

RINCIAN BIAYA

Judul : Hubungan Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Kien Stroke Dengan Depresi Klien Stroke di RSSN Bukittinggi Tahun 2008

Peneliti : YOSVA OKTONELAR
BP. : 04001051

No KEGIATAN BIAYA
1.


2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.


9.


10.

11.

Penyelesaian proses perizinan dan pelaksanaan studi awal

Penyusunan proposal penelitian

Pembuatan instrumen penelitian

Penggandaan instrumen penelitian

Pelaksanaan penelitian

Pengolahan dan analisa data

Penyusunan laporan penelitian

Biaya pendaftaran ujian proposal penelitian dan skripsi

Konsumsi penguji ujian proposal dan skripsi penelitian

Penggandaan Skripsi untuk ujian

Perbaikan laporan setelah ujian dan penggandaan skripsi.
Rp.


Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.


Rp.


Rp.

Rp. 350.000


200.000

50.000

150.000

200.000

200.000

250.000

900.000


200.000


200.000

200.000
TOTAL Rp. 2.900.000



Lampiran IV

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Bukittinggi, Juli 2008
Kepada :
Yth. Saudara/i
Calon Responden
Di
Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ceria Buana Lubuk Basung:
Nama : YOSVA OKTONELAR
BP : 04001051
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Kien Stroke Dengan Depresi Klien Stroke di RSSN Bukittinggi Tahun 2008
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi Saudara/i sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Saudara/i tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi Saudara/i dan keluarga. Jika Saudara/i telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan Saudara/i untuk mengundurkan diri, maka Saudara/i diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasi pada penelitian ini.
Apabila Saudara/i menyetujui, maka saya mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan pada surat ini.
Atas perhatian dan kesediaan Saudasra/i sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Peneliti



YOSVA OKTONELAR
BP.04001051

Lampiran V

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN




Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan dari peneliti maka saya :
Nama :
Umur :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Kien Stroke Dengan Depresi Klien Stroke di RSSN Bukittinggi Tahun 2008”.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.


Bukittinggi, Juli 2007.
Yang menyatakan



________________________











Lampiran VI
KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN KLIEN STROKE DENGAN KONSEP DIRI DI RUMAH SAKIT
STROKE NASIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2008



I. Petunjuk pengisian
1. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
2. Jika salah beri tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang telah disilangi.
3. Contoh :


II. IDENTITAS RESPONDEN
1. Inisial :
2. Umur :
3. No Responden :
4. Tanggal diisi :
III. PERTANYAAN
A. Peran Serta Keluarga
1. Adakah klien di dorong untuk melakuakan aktivitas latihan seperti berjalan, meremas bola kasti dan hal lain ?
a. ada b. Tidak
2. Adakah klien dipuji pada setiap usaha yang dilakukannya ?
a. ada b. Tidak
3. Adakah keluarga bersama klien merencanakan jadwal latihan
a. ada b. Tidak
4. Apakah memberikan perhatian kepada klien, seperti menanyakan apakah klien sudah makan, mandi, atau bagaimana perasaan klien saat ini.
a. ada b. Tidak

5. Apakah hubungan tetap dijaga sama seperti sebelum dia menderita stroke, seperti tetap bercanda bersama ?
a. ya b. tidak
6. Adakah klien dibantu untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar dan orang lain sama seperti sebelum dia menderita stroke, misalnya dengan membawa klien bertemu teman - temanya ?
a. ada b. tidak
7. Adakah klien diajak berkonsultasi dengan dokter secara teratur?
a. ada b. tidak
8. Adakah keluarga membuat catatan mengenai kemajuan klien ?
a. ada b. tidak
9. Apakah keluarga mengajak klien untuk bersama – sama mengambil keputusan dalam keluarga ?
a. ada b. tidak
10. Apakah klien selalu diajak untuk ikut serta dalam acara keluarga ?
a. ada b. tidak
11. Apakah keluarga sering marah jika klien melakukan kesalahan?
12. Apakah keluarga mengerutu jika klien sering meminta tolong ?
a. ada b. tidak
13. Apakah Keluarga mambantu klien dalam hal kebersihan diri. Seperti mambantu mandi, berpakaiyan, dan hal lain?
a. ada b. tidak
14. Apakah keluarga memperhatikan / mendengarkan jika klien memberikan usulan dalam keluarga ?
a. ada b. tidak
15. Jika keluarga merasa jengkel pada klien, apakah memperlihatkan rasa jengkelnya pada klien.
a. ada b. tidak
16. Adakah keluarga membawa klien untuk pergi rekreasi atau jalan – jalan ketempat yang klien suka ?
a. ada b. tidak

Lampiran VII

CURICULUM VITAE

Nama : YOSVA OKTONELAR
Tempat/ tanggal lahir : Lubuk Basung / 09 Oktober 1985
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum kawin
Nama Bapak : Armen
Nama Ibu : Nelfianis, S. Pd
Riwayat pendidikan :
1. SD N 80 Suarabayo Kec. Lubuk Basung tamat tahun 1997
2. SLTP N 4 Lubuk Basung tamat tahun 2000
3. SMU N 2 Lubuk Basung tamat tahun 2003
4. PSIK STIKes Ceria Buana Lubuk Basung 2004 sampai sekarang